Wednesday, November 27, 2013

Film Sokola Rimba, Film tentang SAD asli JAMBI_Refiew dan Sinopsis Film

MILES FILM PRESENT,

SOKOLA RIMBA


SINOPSIS
Senin tanggal 25 November kemarin aku nonton film Sokola Rimba. Tau film ini waktu liat trailer-nya sebelum nonton film Captain Philips di XXI Ciwalk. Tertarik untuk nonton film ini karena film ini bercerita tentang suku anak dalam asli dari Jambi, yang lebih dikenal dengan Suku Kubu. Sebagai putera daerah Jambi, aku pun tergerak untuk tau lebih dalam lagi tentang 'my lovely born city'_Jambi.

Film ini bisa dibilang film biografi seorang pejuang sosial, Butet Manurung. Yang sudah sangat populer, wajahnya sering masuk talkshow berkualitas seperti Kick Andy dan Just Alvin. Dia bekerja di sebuah LSM yang menangani masalah konservasi lingkungan/hutan tempat tinggal dari suku asli di provinsi Jambi, di Kabupaten Bangko. Butet lebih dikenal sebagai ibu guru oleh anak-anak rimba ini, karena dia gemar mengajarkan membaca, menulis dan berhitung.

Benang merah dari film ini adalah seorang bocah remaja bernama Bungo, dengan kemauan keras ingin dapat membaca dan menulis agar kelompoknya tidak ditipu lagi dengan surat perjanjian penebangan hutan yang harus mereka setujui dengan membubuhi cap jempol kepala suku, dengan bayaran kopi, biskuit, dan mie instan. 

Suatu hari Bungo menolong Butet yang terkena demam malaria di tengah hutan, padahal Bungo tinggal di hilir sungai makekal yang berjarak 7 jam dari hulu. Diam-diam Bungo telah lama memperhatikan Ibu guru Butet mengajar, dia pun rela berjalan jauh untuk menemui Ibu guru. Keinginan kuat dari Bungo ini menggerakkan hati Butet untuk memperluas area kerjanya. Namun tidak semudah yang diharapkan, adanya kecaman dari baik dari kelompok Bungo maupun dari tempat kerjanya menghambat langkah Butet. Melihat keteguhan Bungo untuk dapat menjadi pintar, segala cara pun dilakukan Butet. Hingga kahirnya berbuah manis, Bungo sudah dapat membaca. Perusahaan kayu penebang hutan pun tidak dapat lagi menipu kelompoknya.

REVIEW
Happy ending, inilah yang terjadi pada film ini. Alur cerita seperti menceritakan Biografi dari Butete Manurung, namun menurut saya benang merah dari film ini adalah kisah mengenai Nyungsang Bungo, seorang bocah remaja yang ingin belajar baca tulis. Seeting film adalah tahun 1999, dengan Kabupaten Bangko menjadi tempat syuting. Prisa Nasution sebagai Butete Manurung berperan sanga baik, menguasai bahasa Jambi suku rimba, meski sesekali aksennya terdengar aneh. Secara keluruhan film ini cukup menghibur bagi saya yang juga orang Jambi, karena banyak mendengar bahasa Jambi lain yang tidak pernah saya ketahui sebelumnnya. Namun, lagi-lagi saya menemukan anti-klimaks. Kurang greget, kurang petualangannya. Rating 6.5/10.

Buat kamu-kamu putera-puteri Bangko pada khususnya dan Jambi pada umumnya tontonlah film ini. Pasti akan banyak sesuatu  yang tidak kalian ketahui tentang Kota kelahiran kalian ini. Saya pribadi 18 tahun hidup, besar di Jambi, namun tidak mengetahui tentang keberadaan anak rimba ini, dimana dan bagaimana mereka hidup, bersosialisasi dengan sesama kelompok dan bersosialisasi dengan masyarakat lain. 

Dan yang lebih parahnya lagi, bertahun-tahun saya bernaung di Provinsi Jambi, namun tidak pernah menginjakkan kaki di Kabupaten lain, selain Kabupaten Muara Bulian dan Provinsi Jambi. Sebagai seorang yang mengaku putera daerah Jambi, sangat amat banyak yang tidak saya ketahui tentang kota kelahiran saya ini.

1 comment: