Thursday, August 29, 2013

Review Buku, The Casual Vacansy by J. K Rowling

" The real life, the real world can you find here.."


Hi Blogger..
Udah lama banget nih aku ganulis..
Tanggal 9 Agustus kemarin kebetulan, eeh, ga kebetulan sih, tapi sengaja.. aku sengaja beli buku ini  (sebenarnya udah lihat dari bulan February lalu tapi aku belum tertarik untuk beli karena lihat sinopsis-nya, aku pikir buku ini mengenai politik, secara aku ga suka banget sama politik.  Jadi aku selalu ragu untuk beli buku ini ). Namun entah kenapa koq keinginan aku kuat banget untuk baca buku ini,  akhirnya setelah berselancar kesana kemari di blog para ‘novel mania’ dan membaca review dari mereka,  aku akhirnya tertarik untuk membacanya sendiri. Dan sesuai janji-ku pada posting tanggal 9 Agustus lalu di Riezchi’s Corner aku pun akan me-review buku ini juga, meskipun sangat amat terlambat,  tapi setidaknya aku juga ikut menuangkan sudut pandang-ku mengenai novel yang membius ini. Nah,  sebelum mulai me-review saya bagikan dulu sinopsis yang ada di cover buku :

Ketika Barry Fairbrother meninggal di usianya yang baru awal empat puluhan, penduduk kota Pagford sangat terkejut.
Dari luar, Pagford terlihat seperti kota kecil yang damai khas Inggris, dengan alun-alun, jalan berbatu, dan biara kuno. Tetapi di balik wajah nan indah itu, tersembunyi perang yang berkecamuk.
Si kaya melawan si miskin, remaja melawan orangtua, istri melawan suami, guru melawan murid ... Pagford tak seindah yang terlihat dari luar.
Dan kursi kosong yang ditinggalkan Barry di jajaran Dewan Kota menjadi pemicu perang terdahsyat yang pernah terjadi di kota kecil itu. Siapakah yang akan menang dalam pemilihan anggota dewan yang dikotori oleh  nafsu, penipuan, dan pengungkapan rahasia-rahasia tak terduga ini?


Sinopsis tersebut, saya akui sangat menipu saya. Pertama kali melihat buku ini dan membaca synopsis tersebut saya langsung kecewa, sudah sangat berharap ingin membeli, namun karena membaca synopsis ini saya langsung mengurungkan niat saya. Yaa..seperti yang saya katakana diatas, dalam pikiran saya buku ini menceritakan mengenai sebuah perjalanan dan pertarungan dalam dunia politik yang runyam dan berbelit-belit yang tidak saya sukai.

Namun setelah saya membacaya sendiri, ternyata saya salah mengenai persepsi saya sendiri. Buku ini sangat menarik minat saya, dan buku ini berbeda dari semua buku yang telah saya baca. Realitas kehidupan mulai dari yang indah sampai yang paling suram dapat saya temui disini. Dua kata dari sudut pandang saya mengenai buku ini “Beginilah hidup..” Ini real, benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata, dalam kehidupan kita sehari-hari pastilah kita akan menemui adegan-adegan seperti dalam buku ini. Bahkan mengenai sisi gelap kehidupan juga terpapar dengan gambling disini, mulai dari tindak kekerasan, sex, narkoba, kenakalan remaja, bullying dan bunuh diri. Tidak hanya itu yang lebih mengesankan lagi, suara hati dari masing-masing tokoh saya nilai sangat pas, dan sering terjadi pada diri saya sendiri.

Tidak ada antagonis dan tidak ada protagonis, semua tokoh memiliki pandangan masing-masing, memiliki motivasi masing-masing, memiliki insting sendiri untuk bertahan hidup, dan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Semua akan diserahkan kepada kita para pembaca lebih menyukai siapa dan memihak kepada siapa.  Banyaknya tokoh dalam buku ini pasti kita akan merasa ada beberapa tokoh yang kepribadiannya mirip dengan orang-orang disekitar kita, atau bahkan mirip dengan kepribadian kita sendiri.

Saya sendiri, ada beberapa tokoh yang saya sukai, misalnya Barry Fairbrother, meskipun novel ini berawal dari kematiannnya, namun banyak kutipan dari para tokoh lain yang membuat kita tau seperti apa sosok laki-laki meyenangkan, cerdas dan popular ini. Selain itu saya menyukai pasangan Wall, Collin Wall dan Tessa Wall, yang penyabar dan berkepala dingin. Samantha Mollison juga saya kagumi karena sikapnya yang apa adanya, tidak munafik berusaha jujur kepada diri sendiri maupun kepada orang-orang terdekatnya, dia sangat membeci kesombongan dan ambisi berlebihan. Pada adegan di akhir buku dimana Samantha merubah diri menjadi lebih baik lagi, menjadi lebih religious saya semakin menyukai tokoh ini. Untuk tokoh remaja saya menyukai Andrew Price, yang penurut, pekerja keras, dan sopan, namun dia sangat membeci ayahnya yang semena-mena dan diktator. Menurut saya piribadi, kepribadian Andrew Price mirip dengan kepribadian saya. Dan ada satu tokoh yang sangat tidak saya sukai, dia adalah Stuart Wall, atau Fats Wall, menurut saya Fats ini seperti ‘boy from hell..’ anak nakal bermulut pedas, suka menindas orang-orang yang lemah, bertindak sesuai kemauannya sendiri tanpa memikirkan persaan orang lain, memiliki orang tua yang baik, penyabar dan penuh kasih saying kepadanya, namun dia tidak punya rasa terima kasih sama sekali, bahkan dengan sengaja melakukan hal-hal tidak menyenangkan dengan maksud menyakiti hati orang tuanya. Namun diakhir buku Fats akhirnya mendapat ganjaran setimpal dari semua perbuatan kejamnya.

Buku ini sendiri tidak menceritakan secara detail bagaimana pertarungan sengit yang berkecamuk dalam dunia politik, seperti pada judulnya “Perebutan Kursi Kosong”. Namun memang benar adanya bahwa kursi kosong yang ditinggalkan Barry Fairbrother di Dewan kota Pagford menjadi benang merah cerita ini. Dimana beberapa tokoh yang berambisi untuk mengisi kursi tersebut baik atas kemauan sendiri maupun atas kehendak orang lain, dengan motivasi masing-masing dan bagaimana reaksi keluarga dan orang-orang terdekat mereka, menjadi sebuah rentetan cerita realitas yang panjang saling berhubungan dari satu tokoh ketokoh lainnya. J. K Rowling memang brilliant, bagaimana sebuah cerita sederhana dari realitas kehidupan bisa menjadi sebuah novel hebat yang membius.

Terakhir ada beberapa pesan moral yang dapat dipetik dari buku ini. Kita harus menyadari bahwa dunia ini tidak hanya sekedar hitam dan putih seperti pada novel Harry Potter, tetapi manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, tidak ada yang benar-benar jahat juga tidak ada yang benar-benar baik. Kita juga tidak boleh meremehkan orang lain yang kita anggap lemah, bodoh atau apalah, karena orang-orang tersebut juga dapat melakukan hal-hal luar biasa. Juga jangan pernah menilai keburukan seseorang melalui mata kepala kita yang telanjang, karena dibalik semua keburukan yang manusia lakukan, pastilah ada sebab dan musababnya. Dan apapun yang kita lakukan Tuhan tidak pernah tidur, dia pasti akan membalas semua perbuatan kita yang baik maupun yang buruk.

Okay guys, begitulah mosi saya mengenai novel ini. Sekali lagi, semua yang saya tuliskan diatas adalah pendapat pribadi saya, jika kita berbeda pendapat, yaa.. begitulah kehidupan, pribadi manusia tidak  pernah sama.

Yooo.. yang belum baca dan suka genre realitas buruan langsung beli, yang tadinya suka genre fantasy seperti saya, kalo bosan berkutat dengan sihir, mahluk-mahluk menabjubkan, tokoh-tokoh legenda serta hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat, ga ada salahnya sekali-kali membuka mata tentang sesuatu yang real.
See ya next posting..
Makasih udah baca..
My rating about this book : 9.0 of 10

No comments:

Post a Comment